Pentingnya PAUD

Posted: 17 April 2011 in Artikel
Tag:,

Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan. Kebanyakan anak-anak Indonesia dalam memulai proses masuk ke lembaga pendidikan, mengabaikan pendidikan pada anak usia dini. Padahal, untuk membiasakan diri dan mengembangkan pola pikir anak, pendidikan sejak dini utlak diperlukan. Saat ini, emang sudah ada kedasaran ke arah sana. Namun, dengan luas dan jumlah penduduk Indonesia yang besar, lemabag pendididkan anak usia dini masih bersifat seadanya dan banyak yang belum memenuhi kriteria pendidikan anak usia dini. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berumur 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun (Direktorat PAUD, 2004).

Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode emas ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat berarti habislah peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak. Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan panduan stimulasi dalam program Bina Keluarga Balita (BKB) sejak tahun 1980, namun implementasinya belum memasyarakat.

Hasil penelitian Herawati (2002) di Bogor menemukan bahwa dari 265 keluarga yang diteliti, hanya terdapat 15% yang mengetahui program BKB. Faktor penentu lain dari kurang memasyarakatnya program BKB adalah rendahnya tingkat partisipasi orang tua. Kemudian pada tahun 2001, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda mengeluarkan program PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Namun keberadaan program tersebut sampai saat ini belum menjangkau tingkat pedesaan secara merata, sehingga belum dapat diakses langsung oleh masyarakat. Keberhasilan anak usia dini merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya. Usia dini merupakan “usia emas” bagi seseorang, artinya bila seseorang pada masa itu mendapat pendidikan yang tepat, maka ia memperoleh kesiapan belajar yang baik yang merupakan salah satu kunci utama bagi keberhasilan belajarnya pada jenjang berikutnya. Kesadaran akan pentingnya PAUD cukup tinggi di negara maju, sedangkan di Indonesia baru berlangsung pada 10 tahun yang lalu, dan hingga pada saat ini belum banyak disadari masyarakat begitu juga praktisi pendidikan.

Saat ini pengembangan PAUD di Indonesia telah menimbulkan dilema, upaya untuk dapat memberikan pelayanan PAUD kepada setiap anak yang ada di Indonesia, akan tetapi banyak hal yang tidak dapat dipenuhi dengan semestinya. Dan ini bisa menyebabkan perkembangan anak yang tidak optimal sesuai dengan keinginan yang dituju, malah akan lebih membahayakan bila tidak ditangani secara cepat dan tepat karena semua ini berhubungan persiapan segenap potensi yang ada guna dapat membangun seorang insan manusia dalam mengarungi kehidupannya kelak.

Cara Mendidik Anak

Posted: 17 April 2011 in Artikel
Tag:,

Bila Anda berpikir apakah Anda adalah orang tua yang teladan ? Maka jawaban Anda, pasti tentu saja saya orang tua teladan bagi anak saya. Mana ada sih “Harimau yang memakan anaknya sendiri”, atau mungkin mana mungkin sih kita mencelakakan anak kita sendiri. Orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Kenyataannya banyak orang tua yang melakukan kesalahan dalam mendidik putra-putrinya.

Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang mungkin Anda tidak sadari terjadi dalam mendidik anak Anda :

1. Kurang Pengawasan

Menurut Professor Robert Billingham, Human Development and Family Studies – Universitas Indiana, “Anak terlalu banyak bergaul dengan lingkungan semu diluar keluarga, dan itu adalah tragedi yang seharusnya diperhatikan oleh orang tua”. Nah sekarang tahu kan, bagaimana menyiasatinya, misalnya bila anak Anda berada di penitipan atau sekolah, usahakan mengunjunginya secara berkala dan tidak terencana. Bila pengawasan Anda jadi berkurang, solusinya carilah tempat penitipan lainnya. Jangan biarkan anak Anda berkelana sendirian. Anak Anda butuh perhatian.

2. Gagal Mendengarkan

Menurut psikolog Charles Fay, Ph.D. “Banyak orang tua terlalu lelah memberikan perhatian – cenderung mengabaikan apa yang anak mereka ungkapkan”, contohnya Aisyah pulang dengan mata yang lembam, umumnya orang tua lantas langsung menanggapi hal tersebut secara berlebihan, menduga-duga si anak terkena bola, atau berkelahi dengan temannya. Faktanya, orang tua tidak tahu apa yang terjadi hingga anak sendirilah yang menceritakannya.

3. Jarang Bertemu Muka

Menurut Billingham, orang tua seharusnya membiarkan anak melakukan kesalahan, biarkan anak belajar dari kesalahan agar tidak terulang kesalahan yang sama. Bantulah anak untuk mengatasi masalahnya sendiri, tetapi jangan mengambil keuntungan demi kepentingan Anda.

4. Terlalu Berlebihan

Menurut Judy Haire, “banyak orang tua menghabiskan 100 km per jam mengeringkan rambut, dari pada meluangkan 1 jam bersama anak mereka”. Anak perlu waktu sendiri untuk merasakan kebosanan, sebab hal itu akan memacu anak memunculkan kreatifitas tumbuh.

5. Bertengkar Dihadapan Anak

Menurut psikiater Sara B. Miller, Ph.D., perilaku yang paling berpengaruh merusak adalah “bertengkar” dihadapan anak. Saat orang tua bertengkar didepan anak mereka, khususnya anak lelaki, maka hasilnya adalah seorang calon pria dewasa yang tidak sensitif yang tidak dapat berhubungan dengan wanita secara sehat. Orang tua seharusnya menghangatkan diskusi diantara mereka, tanpa anak-anak disekitar mereka. Wajar saja bila orang tua berbeda pendapat tetapi usahakan tanpa amarah. Jangan ciptakan perasaan tidak aman dan ketakutan pada anak.

6. Tidak Konsisten

Anak perlu merasa bahwa orang tua mereka berperan. Jangan biarkan mereka memohon dan merengek menjadi senjata yang ampuh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang tua harus tegas dan berwibawa dihadapan anak.

7. Mengabaikan Kata Hati

Menurut Lisa Balch, ibu dua orang anak, “lakukan saja sesuai dengan kata hatimu dan biarkan mengalir tanpa mengabaikan juga suara-suara disekitarnya yang melemahkan. Saya banyak belajar bahwa orang tua seharusnya mempunyai kepekaan yang tajam tentang sesuatu”.

8. Terlalu Banyak Nonton TV

Menurut Neilsen Media Research, anak-anak Amerika yang berusia 2-11 tahun menonton 3 jam dan 22 menit siaran TV sehari. Menonton televisi akan membuat anak malas belajar. Orang tua cenderung membiarkan anak berlama-lama didepan TV dibanding mengganggu aktifitas orang tua. Orang tua sangat tidak mungkin dapat memfilter masuknya iklan negatif yang tidak mendidik.

9. Segalanya Diukur Dengan Materi

Menurut Louis Hodgson, ibu 4 anak dan nenek 6 cucu, “anak sekarang mempunyai banyak benda untuk dikoleksi”. Tidaklah salah memanjakan anak dengan mainan dan liburan yang mewah. Tetapi yang seharusnya disadari adalah anak Anda membutuhkan quality time bersama orang tua mereka. Mereka cenderung ingin didengarkan dibandingkan diberi sesuatu dan diam.

10. Bersikap Berat Sebelah

Beberapa orang tua kadang lebih mendukung anak dan bersikap memihak anak sambil menjelekkan pasangannya didepan anak. Mereka akan hilang persepsi dan cenderung terpola untuk bersikap berat sebelah. Luangkan waktu bersama anak minimal 10 menit disela kesibukan Anda. Dan pastikan anak tahu saat bersama orang tua adalah waktu yang tidak dapat diinterupsi.

No Pain No Gain”

Kebanyakan orang bilang kita memang harus sekolah bahkan sekolah sampai perguruan tinggi, alasannya beragam agar mudah dapat kerja sampai karena prestise (malu dong hari gini ko ga sekolah). Tapi apa benar untuk masyarakat yang multicultural seperti Indonesia kesadaran masyarakatnya telah benar-benar sadar kalau sekolah itu penting?

Kenyataannya masih banyak di Indonesia anak yang tidak sekolah. Padahal Sekolah adalah tempat pertama kalinya seorang anak belajar bersosialisasi secara formal, dan belajar untuk berkomunikasi dengan lingkungan yang baru.
Di Indonesia kemauan atau kesadaraan orang tua untuk menyekolahkan anak masih terhitung kurang, karena mereka lebih suka memperkerjakan anak mereka untuk menghidupi kebutuhan keluarga yang seharusnya menjadi kewajiban mereka.

Seperti yang di kutip dari wikipedia.com pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan — khususnya di Indonesia — yaitu:

Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan.Dalam hal ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.

Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya.Dimana,masyarakat merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan.

Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa kita harus sekolah:

1. Tidak bisa dipungkiri diera masa kini pendidikan formal yang biasanya ditempuh di sekolah, sekolah yang saya maksud adalah sekolah pada umumnya karena tidak dipungkiri ada orang tua tertentu yang menyekolahkan anaknya di rumah istilahnya adalah “home schooling”. Sekolah mengajarkan kita dunia baru yang mengajarkan kita bersosialisasi dengan orang lain yang tentunya baru dan asing. Untuk itu hari pertama di sekolah biasanya diramaikan dengan tangisan anak baru.

2. Sekolah mendidik kita untuk menggali ilmu pengetahuan agar setiap manusia dapat mencapai tujuan dalam hidupnya atau lebih tepat apa yang didambakan dan dicita-citakan dari kecil atau juga setidaknya menjadi manusia seperti manusia kebanyakan yang bersekolah.

3. Sekolah merupakan tempat yang memberikan peluang manusia menjadi lebih berguna bagi bangsa dan negara atau setidaknya berguna bagi keluarga karena semakin tinggi seorang manusia bersekolah tentunya peluang mendapat pekerjaan yang lebih baik.

4. Sekolah juga mendidik manusia untuk memanusiakan orang lain, mengajarkan manusia untuk mengerti dan mencintai orang lain selain dirinya sendiri karena di sekolah tentunya kita akan bertemu dengan manusia dengan sikap dan sifat yang beragam.

Jadi, meskipun biaya sekolah mahal kita tetap harus memperjuangkan setiap anak di Indonesia untuk bersekolah.

Ada banyak hal yang menyebabkan Si Kecil malas ke sekolah. Dengan menemukan akar permasalahannya dan komunikasi yang baik antara orangtua dan guru, anak pun akan kembali semangat ke sekolah.


“Malas, ah. Aku enggak mau sekolah”. Ucapan ini kerap terdengar dari mulut Si Kecil ketika dibangunkan pagi-pagi untuk berangkat ke sekolah. Terutama jika itu adalah hari pertamanya di sekolah baru atau hari pertama masuk sekolah lagi setelah libur panjang.
CIMG2785 Pakar Psikologi Perkembangan Dra. Ratih Ibrahim, Psi. dari Klinik Perkembangan, Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, mengungkapkan, satu hal utama penyebab anak malas pergi ke sekolah adalah karena sekolah dipersepsikan sebagai tempat yang tidak menyenangkan. “Anak hanya mau pergi ke tempat yang menurutnya menyenangkan dan bertemu dengan orang-orang yang menyenangkan,” ucap Ratih.
Menurut Ratih, empat hal yang harus dipenuhi agar anak tidak malas pergi ke sekolah, yaitu:
– Situasi dan kondisi sekolah. Apakah sekolahnya bersih, rapi, dan banyak tempat-tempat atau sarana yang menarik.
– Kegiatan. Apakah kegiatan di sekolah itu menyenangkan.
– Lingkungan. apakah orang-orang di dalamnya menyenangkan, termasuk guru dan teman-temannya.
– Waktu tepat. Apakah waktu pergi ke sekolah itu sesuai dengan jam biologis si anak.
Temukan Masalahnya
Bagi anak yang terbiasa dengan rumah yang bersih dan rapi, masuk ke sekolah yang kondisinya jelek, kotor, gelap, dan menakutkan, adalah hal yang sangat tidak menyenangkan. Baru membayangkannya saja si anak bisa langsung bilang ogah ketika dibangunkan pagi-pagi.
Itu sebabnya, orangtua perlu jeli ketika memilihkan sekolah. “Harus ada pertimbangan, termasuk kebiasaan-kebiasaan anaknya seperti apa. Memilih sekolah yang tepat itu bukan berarti gedungnya mewah atau mahal, tapi cocok enggak sekolah ini buat anaknya. SDM-nya bagaimana, guru-gurunya friendly atau enggak,” jelas psikolog Indonesian Idol ini.
Selain kondisi sekolah, kurikulum dan budaya yang ada di sekolah itu juga harus diperhatikan. “Misalnya mau sekolah yang berdasarkan agama, tapi cocok enggak penerapannya ke anak? Kalau anak dibuat jadi serba takut, mungkin sekolah tersebut bukan sekolah yang tepat bagi si anak. Semua itu harus dicari tahu.”
Anak juga akan merasa “tersiksa” di sekolah, jika tugas-tugas atau kegiatan yang harus dikerjakannya di sekolah ternyata dinilai terlalu sulit buat dia. Baik itu pelajaran, tuntutan, maupun pekerjaannya, karena di rumah dia belum terbiasa atau tidak pernah diajari dan dilatih melakukan hal-hal tersebut. Atau mungkin juga tugas-tugas yang diberikan memang tidak sesuai dengan tuntutan umurnya. “Anak bisa langsung enggak pede, nih. Karena enggak pede, dia jadi enggak mau ke sekolah. Apalagi kalau cara memaksa si anak melakukan sesuatu enggak cocok dengan hatinya.”
Ada juga anak yang malas ke sekolah karena teman-teman barunya dinilai tidak cocok. “Misalnya, hobinya berbeda, atau dia merasa teman-temannya nyuekin dia. Ada juga teman yang galak dan suka ganggu. Atau dia sering ditertawakan, atau malah mungkin enggak punya teman sama sekali. Bisa juga dia melihat teman-temannya beda banget dan dia jadi minder. Ada banyak hal yang mungkin terjadi,” papar Ratih.
Begitu juga dengan guru. Menurut Ratih, saat anak pertama kali datang ke sekolah, jika ia melihat guru yang menyambutnya tidak ramah, biasanya anak langsung menjaga jarak. Terutama bagi anak-anak yang usianya lebih kecil. Jika nanti suatu saat anak sudah merasa aman, barulah dia mau mendekat dengan gurunya. “Bayangkan kalau muka gurunya galak, menakutkan, atau judes. Anak-anak pasti langsung antipati.”

” Dalam kesadaran anak-anak, masa lalu itu nyaris terlupakan, dan masa depan itu belum mereka mengerti; mereka hanya hidup sepenuhnya dalam hari ini.”

Dalam hal ini, yaitu cara menikmati kehidupan; anak-anak tampil lebih bijak daripada kebanyakan orang dewasa.
Tidak sedikit orang dewasa yang hidup dalam masa lalu mereka, atau yang hidup dalam pengandai-andaian masa depan mereka, dan bahkan lebih banyak lagi yang tidak menyadari bahwa dia seharusnya hidup dengan sepenuhnya hari ini.
Tetapi, anak-anak hidup di hari ini, di saat ini.

Dapatkah Anda membayangkan kesulitan yang harus dihadapi oleh seorang anak yang tinggal bersama orang tua yang masih hidup dalam penyesalan tentang masa lalu mereka?

Dan dapatkah Anda mengharapkan seorang anak untuk tumbuh menjadi seorang dewasa yang penuh kepercayaan diri, jika dia menyaksikan kelemahan semangat orang tuanya yang tidak berharapan baik tentang masa depan mereka?

“Apakah yang Anda janjikan kepada bayi Anda, pada hari kelahirannya?”
Adakah Anda menjanjikan kebesaran baginya? Atau, apakah Anda janjikan bahwa dia akan pulang ke rumah yang diisi oleh orang tua yang bergembira untuk membantunya mencapai apa pun kebesaran yang diinginkannya?

Apakah yang Anda janjikan kepada bayi itu?
Tidak ada seorang pun yang demikian jahat – sehingga mampu melihat kedalam mata kecil bayi-nya, dan berkata: “Aku akan membuat mu menderita. Aku akan membuat mu melihat sisi-sisi buruk mu saja. Aku akan membuat mu merasa tidak cukup baik untuk apa pun. Aku akan pastikan kamu tahu bahwa kamu lah sumber dari semua masalah ku. Aku akan menyalahkan mu untuk semua kesulitan ku. Aku akan membuat mu menyesali kelahiran mu di dunia ini.”

Sulit dibayangkan bahwa ada orang yang mampu menjadikan dirinya sejahat itu pada hari kelahiran anaknya. Tetapi, ternyata, tidak sedikit orang tua yang betul-betul bersikap dan berlaku yang menjadikan bayi-bayi lucu itu menyesali kelahiran mereka.

Dan yang paling menyayat hati, adalah bila tubuh-tubuh mungil itu gemetar lemah penuh kesedihan – karena mereka mulai menerima bahwa mereka lah penyebab kesusahan orang tua mereka, dan bahwa mereka memang pantas untuk mendapatkan perlakuan buruk yang telah mereka terima.
Sesungguhnya, di manakah kau tinggalkan hati mu?
“Anda bisa melihat citra sang orang tua dengan memperhatikan perilaku anak-anak mereka.”
Satu-satunya cara untuk menumbuhkan seorang anak yang baik adalah menjadikannya seorang anak yang berbahagia.

Dan satu-satunya cara untuk menjadikannya berbahagia adalah menjadikan diri Anda seorang dewasa yang bersikap baik kepadanya.

Seorang bayi adalah peniru yang setia. Dia tidak mengenal cara-cara awal yang lain untuk belajar dari kita, kecuali melalui pengamatan dan peniruan dari apa pun yang kita tampilkan kepadanya.

Dia hanya seorang bayi. Bagaimana mungkin Anda bisa berharap bahwa dia mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang buruk – tanpa bantuan?

Dia tidak memiliki informasi awal yang akan mengingatkannya bahwa sebagian orang dewasa bukan lah contoh yang baik; bahwa sebagian dari mereka akan mengajarkan hal-hal yang membuatnya digolongkan bersama mereka yang direndahkan. Dan bahkan ada pembelajaran dari mereka yang disebut dewasa itu – yang akan menjadikan diri sang anak lebih sesuai bagi penjara.

“Sesungguhnya kita sedang mencari seorang pahlawan bagi diri kita.” Kita membutuhkan seseorang untuk kita hormati.

Anak-anak tanpa pahlawan – sedikit sekali yang akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi dewasa yang bangga dan membanggakan.

Mereka membutuhkan seorang dewasa yang bisa mereka kagumi. Mereka membutuhkan seorang kuat, yang bersamanya – mereka merasa terlindungi.

Mereka membutuhkan seorang sahabat dewasa yang akan menuntun dan mendorong mereka untuk tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan mandiri. Mereka membutuhkan seorang teladan.

Mereka, anak-anak kita itu – lebih membutuhkan seorang pahlawan untuk mereka teladani, dan bukan seorang kritikus yang semena-mena merendahkan diri-diri kecil yang tidak terlindungi itu – hanya karena yang lebih tua itu – mampu mendatangkan penyiksaan yang tak terlawankan.

Jadikan lah diri Anda orang tua yang mencontohkan kegembiraan dalam memenangkan kualitas kehidupan yang baik, agar anak-anak kita juga bersemangat menjadikan diri mereka tumbuh dengan tubuh yang sehat, cara pandang yang jernih, dan pemikiran yang cemerlang.

Bagi seorang anak, tidak ada seorang pahlawan yang lebih agung daripada seorang dewasa yang berlutut membantunya, dan berbisik “Ketahui lah bahwa aku sangat menyayangi mu.”

di ambil dari :http://marioteguh.blogspot.com/2009/04/greatest-love-of-all-anak-anak-adalah.html

Lirik Lagu “U”

Posted: 30 Maret 2011 in Lirik Lagu
Tag:

ULANG TAHUN

Panjang umurnya .. panjang umurnya
Panjang umurnya … serta mulia
Serta mulia … serta mulia

Panjang umurnya .. panjang umurnya
Panjang umurnya … serta mulia
Serta mulia … serta mulia

Selamat ulang tahun kami ucapkan
Selamat panjang umur kita kan doakan
Selamat sejahtera sehat sentosa
Selamat panjang umur dan bahagia

Selamat ulang tahun kami ucapkan
Selamat panjang umur kita kan doakan
Selamat sejahtera sehat sentosa
Selamat panjang umur dan bahagia
Selamat panjang umur dan bahagia

Lirik Lagu “T”

Posted: 30 Maret 2011 in Lirik Lagu
Tag:

TAMAN KANAK-KANAK

Taman yang paling indah
hanya taman kami
Taman yang paling indah
hanya taman kami

Tempat bermain
berteman banyak
itulah taman kami
taman kanak-kanak

 

TARI TOPENG

Tari topeng bergembira
siapa suka boleh coba
diiringi lagu riang
tepuk tangan sama-sama
tari topeng bergembira

 

TOPI SAYA BUNDAR

Topi saya bundar.
Bundar topi saya.

Kalau tidak bundar,
bukan topi saya!

 

TUKANG KAYU

Katakan padaku hei tukang kayu
bagaimana caranya
memotong kayu

Lihat, lihat anakku
beginilah caranya
memotong kayu

 

TUKANG POS

Aku tukang pos
rajin sekali
Surat kubawa naik sepeda
siapa saja aku layani
tidak kupilih
miskin dan kaya
Kring … kring … pos!

Lirik Lagu “S”

Posted: 30 Maret 2011 in Lirik Lagu
Tag:

SATU-SATU AKU SAYANG IBU

Satu satu, aku sayang ibu!
Dua dua, juga sayang ayah!
Tiga tiga.. sayang adik kakak!
Satu-dua-tiga, sayang semuanya!

 

SELAMAT ULANG TAHUN

Selamat
Ulang tahun,
Kami ucapkan.

Selamat
Panjang umur!
Kita ‘kan doakan.

Selamat
Sejahtera, sehat sentosa!!

Selamat panjang umur
dan bahagia!

 

SI KANCIL NAKAL

Si Kancil anak nakal
Suka mencuri timun
Ayo lekas ditangkap
Jangan diberi ampun

 

SOLERAM

Soleram soleram
Soleram anak yang manis
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya

Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium marahlah pipinya

Lirik Lagu “P”

Posted: 30 Maret 2011 in Lirik Lagu
Tag:

PELANGI-PELANGI

Pelangi pelangi
alangkah indahmu
Merah, kuning, hijau
di langit yang biru

Pelukismu Agung, siapa gerangan
Pelangi, pelangi, ciptaan Tuhan!

 

PERGI BELAJAR

oh, ibu dan ayah, selamat pagi
kupergi sekolah sampai kan nanti

ibu dan ayah:

selamat belajar nak penuh semangat
rajinlah selalu tentu kau dapat
hormati gurumu sayangi teman
itulah tandanya kau murid budiman

 

POK AME-AME

Pok ame ame
Belalang kupu kupu
Ditepuk biar ramai
Diupah air susu

Kalau nangis jangan bertingkah
Pada waktunya minum susu
Kalau nanti suka bertingkah
Bisa kurus seperi batu

Lirik Lagu “N”

Posted: 30 Maret 2011 in Lirik Lagu
Tag:

NAIK BECAK

saya mau tamasya
berkeliling keliling kota
hendak melihat-lihat keramaian yang ada
saya panggilkan becak
kereta tak berkuda
becak, becak, coba bawa saya

saya duduk sendiri sambil mengangkat kaki
melihat dengan asyik
ke kanan dan ke kiri
lihat becakku lari
bagaikan tak berhenti
becak, becak, jalan hati-hati

 

NAIK DELMAN

Pada Hari Minggu ku turut ayah ke kota
naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
mengendarai kuda supaya baik jalannya

Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak suara s’patu kuda

 

NAIK GUNUNG

Naik – naik, ke puncak gunung
tinggi – tinggi sekali
Naik – naik, ke puncak gunung
tinggi – tinggi sekali

Kiri – kanan kulihat saja
banyak pohon cemara
Kiri – kanan kulihat saja
banyak pohon cemara

 

NAIK KERETA API

Naik kereta api … tut … tut … tut
Siapa hendak turut
Ke Bandung … Surabaya
Bolehlah naik dengan percuma
Ayo temanku lekas naik
Keretaku tak berhenti lama

Cepat kretaku jalan …tut…tut…tut
Banyak penumpang turut
K’retaku sudah penat
Karena beban terlalu berat
Di sinilah ada stasiun
Penumpang semua turun

 

NENEK MOYANGKU

nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa

angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b’rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai


belalai gajah panjang
bulu kucingku belang
Tuhan maha penyayang
anak-anak disayang
……………………

 

NINA BOBO

Nina bobo oh nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
Nina bobo oh nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk

-> sering ditambahkan:

Tidurlah sayang, adikku manis…
atau
Bobo lah bobo adikku sayang…
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
Nina bobo oh nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk